وفي الحديث الصحيح: أول ثلاثة تسعر ب

وفي الحديث الصحيح: أول ثلاثة تسعر بهم النار يوم القيامة رجل تعلم العلم وعلمه ليقال عالم.وعندما يغيب الإخلاص ويلتمس رضا الناس وثناؤهم؛ فإن الذي يحرك الخطيب هو رغبات الناس واختياره لموضوع خطبته وطرحه بقدر ما يحقق له ذلك، فليحذر الخطيب من هذا الداء العضال وليعلم أنه لا يجتمع إخلاص ومحبة ثناء وطمع في الناس في قلب أبداً إلا كما يجتمع الماء والنار، فمن أراد الإخلاص فليقبل على الطمع أولاً فيذبحه بسكين اليأس، وليقبل على حب المدح والثناء ويجهز عليه بسيف الزهد والطمع في الآخرة، فحينئذ يكون الإخلاص.

Results (Indonesian) 1:

Di dalam hak yang modern: yang tiga api pertama pada mereka harga Kebangkitan orang belajar ilmu dan pengetahuan tentang yang dunia adalah kata.
Memanggil mereka sesuai dengan keinginan dan mencari kepuasan orang lain, yang mendorong Khatib adalah keinginan dari orang yang dipilih untuk subjek dari pidatonya, dan sesuai dengan yang diminta, hati-hatilah. Khatib dari penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan tahu itu ia tidak memenuhi yang ketulusan dan yang cinta dari pujian dan para keserakahan dari orang-orang yang tidak pernah selamat tetapi juga bertemu udara dan api, siapapun yang ingin loyalitas vlaqubl keserakahan pertama ivbha pisau putus asa, dan menerima cinta dari memuji dan memuji dan memuji dirinya dengan pedang dari asketisme dan keserakahan di akhirat, maka akan ketulusan.

Results (Indonesian) 2:

Dalam kata yang tepat: tiga yang pertama yang terbakar pada hari kiamat adalah seorang pria yang belajar ilmu pengetahuan dan mengajarinya untuk mengatakan seorang ilmuwan.
Ketika ia merindukan ketulusan dan mencari kepuasan dan pujian dari rakyat, apa yang mendorong tunangan adalah keinginan rakyat dan pilihannya subjek sambutannya dan meletakkannya sejauh ia mencapai itu, jadi biarkan tunangan memperingatkan terhadap penyakit ini tak tersembuhkan dan tahu bahwa ia tidak memenuhi ketulusan dan cinta akan pujian dan keserakahan di dalam hati manusia tidak pernah kecuali seperti air dan api bertemu, yang pernah ingin menjadi setia. Untuk menerima keserakahan pertama, untuk menyembelih dengan pisau keputusasaan, untuk menerima cinta pujian dan pujian, dan untuk memperlengkapi dengan pedang pertapaan dan keserakahan di akhirat, maka itu adalah ketulusan.